Wisata Bisnis – Urban Farming atau biasa disebut dengan pertanian kota menjadi tren baru saat pandemi COVID-19 terjadi. Banyak masyarakat mulai mencoba berkebun di pekarangan rumah untuk mengisi waktu luang, mengusir stres saat work from home (WFH).
Namun, siapa sangka kondisi ini dapat menjadi peluang bisnis yang menjanjikan untuk mendapatkan pundi-pundi uang. Salah satunya adalah JiriFarm yang saat ini menyediakan perlengkapan berkebun untuk urban farming. Tidak hanya itu, JiriFarm juga menjual sayuran ke sejumlah supermarket yang ada di Jakarta.
Richard Sudibio Halim, selaku pemilik Jirifarm bercerita, awalnya ia bersama ayahnya memiliki usaha pabrik bingkai. Namun akhirnya mereka banting stir ke bisnis pertanian urban dengan metode hidroponik.
“Dulu kita coba tanam cabe secara konvensional di tanah. Cabe itu ternyata problemnya banyak akhirnya kami berhenti dari situ. Nggak sengaja lihat tayangan National Geographic, ada soal hidroponik. Wah kayaknya lebih simpel tuh, nggak perlu cangkul-cangkul tanah, bersihin rumput dan pekerjaannya lebih simpel,” jelas Richard.
Richard menjelaskan usahanya saat itu dimulai pada tahun 2010. Dia mulai membuat satu green house untuk budidaya sayuran. Dari situ permintaan sayuran mulai meningkat.
JiriFarm menyediakan sayuran oriental seperti kangkung, sawi caisim, pakcoy, bayam, kailan dan selada.
“Untuk panen satu bulan itu sekitar 3 ton, ya tergantung cuaca sih ya kalau mendung terus panennya menurun,” ujarnya.
Richard mengungkapkan saat ini pekerja di JiriFarm paling banyak adalah dari kaum ibu yang bertempat tinggal di sekitar kebun. Hal ini merupakan upaya pemberdayaan masyarakat dan karena memang pekerjaannya tidak terlalu berat.
“Karena kalau hidroponik kan tidak butuh kerja berat ya, tinggal cek-cek nutrisi, cek air. Mulai dari semai sampai panen. Ya ada juga yang bapak-bapak untuk angkat-angkat jerigen, tapi kebanyakan ibu-ibu yang kerja di sini,” jelasnya.
Semakin Berkembang
Seiring berkembangnya JiriFarm, kini JiriFarm juga menyediakan perlengkapan berkebun hidroponik dari berbagai sistem mulai wick, NFT sampai DFT. Bahan yang digunakan juga bervariasi seperti pipa, bak pasir kucing sampai dengan gully trapesium.
Berkah yang cukup banyak juga di rasakan JiriFarm selama pandemi. Permintaan alat berkebun meningkat signifikan dibandingkan periode normal. Selain itu viewers di Youtube channel juga terus meningkat.
Tidak hanya Richard, pemilik toko peralatan pertanian Purie Garden, Ridwan Satria juga menceritakan peluang bisnis yang bisa diambil dari urban farming. Ini terjadi karena potensi urban farming di perkotaan semakin besar.
Taidak hanya itu lahan pertanian di desa juga semakin sedikit. Karena itu urban farming bisa menjadi solusi ketahanan pangan keluarga baru kemudian menjadi peluang bisnis untuk petaninya.
“Saat pandemi kemarin puncaknya permintaan alat pertanian di toko kami. Untuk omzet saya belum bisa sampaikan. Tapi ini potensinya masih besar,” kata dia.
Purie Garden menyasar masyarakat perkotaan. Selain itu Purie Garden juga berupaya mengedukasi orang-orang jika pertanian itu tidak kotor dan panas. Purie garden juga mengampanyekan berkebun itu menyenangkan, tidak sulit dan tidak mahal. Saat ini Purie Garden bermarkas di Kediri, kemudian membuka cabang di Surabaya, Yogyakarta, Tangerang dan Bogor.
Modal yang digunakan saat awal bisa dibilang nol, karena dia bersama istrinya bekerja sama dengan supplier di desa-desa yang kebingungan memasarkan hasil tani mereka. “Misalnya waktu awal saya jual kompos dan kerja sama dengan pembuatnya di desa, mereka bingung memasarkan dan saya datang modal ngomong aja bantuin memasarkan, intinya sih jangan berhenti belajar,” jelas dia.
Hingga saat ini Ridwan sama sekali tidak terlibat dengan bank untuk pendanaan. Ia selalu berupaya untuk memaksimalkan keuntungan yang didapat untuk mengembangkan usahanya.