Wisata Bisnis – Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau memanfaatkan kelong apung untuk dijadikan destinasi wisata. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bintan Arif Sumarsono, lebih dari 30 orang nelayan menyediakan satu kamar besar berisi tiga atau empat tempat tidur di kelong apung. Kamar itu bertujuan untuk disewakan bagi wisatawan yang ingin bermalam di tengah laut.
“Kelong apung dengan berbagai fasilitas untuk wisatawan ini sebenarnya sejak sebelum pandemi COVID-19 sudah ada, namun belum banyak. Kini bisnis itu mulai digeluti puluhan orang nelayan sebagai sumber pendapatan baru yang menjanjikan,” ucap Arif di Bintan, Sabtu (25/2/2023).
Kelong adalah alat tangkap ikan yang digunakan oleh para nelayan tradisional secara turun-temurun, jelasnya. Di samping itu, alat itu terbilang unik karena lantainya berupa susunan papan dan kayu, tetapi terdapat dapur hingga kamar. Selanjutnya, Tengku Said Arif Fadillah menyampaikan, kelong apung sebenarnya digunakan nelayan untuk menjaring ikan teri. Namun, terkadang para nelayan juga mendapatkan jenis ikan lainnya dan cumi-cumi.
Bagi yang belum mengetahui, bagaimana cara kerja kelong?
Sebagai informasi, kelong apung akan ditarik para nelayan menggunakan perahu menuju titik perairan. Yang sebelumnya titik tersebut sudah diperkirakan memiliki banyak ikan. Kemudian, kelong apung itu akan diparkirkan pada area dengan kondisi batu karang yang masih baik.
Rencanya, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bintan akan menggelar festival pariwisata di atas kelong apung tahun ini pada saat musim angin utara. Hal itu dilakukan untuk menarik perhatian dan menambah kunjungan wisatawan. Selanjutnya ia menjelaskan, saat musim angin utara gelombang laut akan tinggi dan disertai angin kencang, sehingga nelayan tidak bisa melaut. Dan pada kondisi itulah, ratusan kelong apung tidak dapat berlayar, maka nelayan pun tidak mendapatkan penghasilan.
Kelong apung digunakan untuk aktivitas pariwisata
Kemudian hal tersebut, dimanfaatkan sebagai pemberdayaan kelong apung di bibir pantai untuk aktivitas pariwisata. Dan diharapkan mendapat dampak positif dan pemasukan tambahan bagi UMKM sekitar, termasuk para nelayan. “Di atas kelong apung pelaku UMKM dapat berjualan, dapat pula dijadikan sebagai pentas kesenian,” ucap Arif.
Untuk biaya menyewa semalam di kelong apung sekitar Rp 250.000. Informasi tersebut didapat dari Marsum seorang nelayan Bintan yang memanfaatkan kelong apung sejak tahun lalu untuk mendukung aktivitas wisata. Sayangnya, tidak setiap hari kelong apung milik Marsum mendapat tamu untuk menyewa. Karena, kebanyakan wisatawan memiliki hobi mancing yang akan menginap dan biasanya mereka berasal dari Tanjungpinang hingga Batam. Namun, bagi para pelancong yang ingin merasakan sensasi tidur di atas laut dipastikan harus mencobanya. Sensasi yang diberikan tentu berbeda dengan penginapan hotel seperti biasanya, di atas kelong apung kita dapat melihat secara langsung sunset yang begitu indah 🙂