Wisata Bisnis – Terkadang, ketika kamu baru saja pulang dari liburan yang menyenangkan. Sesampainya di rumah, kamu malah tidak merasa lega, melainkan merasakan kesedihan. Seperti kamu aakan terus menerus memikirkan saat-saat liburanmu yang menyenangkan.
Mengenang liburan itu memang tak ada salahnya. Tetapi, jika terus menerus memikirkannya hingga mengganggu produktivitasmu sehari-hari, bisa jadi kamu sedang mengalami kondisi post-vacation blues (PVB) atau post-holiday syndrome (PHS).
Apa itu post-holiday syndrome?
Menurut psikolog Ratih Ibrahim, post-holiday syndrome adalah suatu kondisi yang membuat kualitas dan produktivitas hidup seseorang menjadi terganggu. Biasanya terjadi pada seseorang setelah liburan, karena liburannya terlalu lama.
Yang mana mood liburannya masih ada, padahal dia sudah harus kembali dalam ritme hidup yang normal seperti kerja atau belajar.
Gejala umum saat terkena PHS di antaranya adalah rasa malas, tidak bersemangat, tidak antusias, dan tidak ceria dalam melakukan rutinitas sehari-hari dan merasa uring-uringan.
gejala yang biasanya dialami anak-anak, biasanya mereka akan selalu ingin bermain, sehingga mengganggu waktu belajar. Lalu untuk orang dewasa, PHS akan membuat mereka sering mengeluh.
Psikolog Mira Amir juga berkata, PHS juga bisa terjadi keyika seseorang merasa tidak bahagia di tempat asalnya. Namun, merasa bahagia di tempat yang dijadikan tujuan untuk berlibur.
Mengapa seseorang bisa mengalami post-holiday syndrome?
Sebenarnya, liburan sangat baik untuk kesehatan mental seseorang. Namun, mengapa setelah berlibur seseorang bisa mengalami PHS?
Melansir info dari Healthline, salah satu sebab orang mengalami PHS adalah kebahagiaan yang dirasakan saat liburan biasanya tidak bertahan lama. Jadi, saat liburan telah selesai, orang-orang akan kembali ke tingkat kebahagiaan mereka yang biasanya dalam beberapa hari.
Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal. Misalnya saja keadaan rumah yang tidak sebersih atau sebagus tempat mereka menginap ketika berlibur.
PHS juga bisa terjadi karena adanya sesuatu yang tidak bisa dipenuhi di tempat tinggal asal mereka dan bisa terpenuhi di tempat liburan atau saat liburan.
Bagaimana cara mencegah PHS?
Ada beberapa langkah pencegahan yang sebenarnya bisa kamu lakukan agar tak mengalami PHS saat pulang nanti. Dilansir dari Healthline ada beberapa langkah pencegahannya :
1. Membereskan rumah
Pasti banyak dari kita yang menunda membereskan rumah yang berantakan sampai liburan kita habis. Sebenarnya, pulang ke rumah yang masih berantakan bisa mengurangi rasa bahagiamu sehabis liburan.
Oleh sebab itu, lebih baik membereskan rumah sebelum pergi berlibur, hal ini n akan memberi kesan “Selamat datang kembali di rumah” saat pulang liburan. Kamu pun tak akan merasa frustrasi karena harus membereskan rumah setelah capek liburan.
2. Merencanakan hari transisi
Menurut psikolog Ratih, kita harus memiliki waktu transisi, yang digunakan sebagai periode adaptasi kembali ke rutinitas. Kamu bisa mengambil satu atau dua hari untuk masa transisi sebelum kembali bekerja setelah pulang liburan.
Usahakan untuk kembali dari liburan jangan terlalu mepet dengan hari pertama kembali bekerja atau hari pertama sekolah untuk anak-anak.
3. Rencanakan sesuatu saat kembali
Sebelum berlibur, kamu bisa mencoba untuk merencakanan suatu acara yang akan kamu lakukan ketika sudah kembali. Misalnya nonton film di bioskop, atau makan siang bersama sahabat.
Acara ini akan menjadi sesuatu yang kamu tunggu-tunggu untuk lakukan ketika kembali. Rencana ini dapat menjadi sesi penyegaran kembali setelah bekerja dan mengurus rumah setelah liburan.
Hlal ini juga dapat menjadi pengingat jika kesenangan yang kamu rasakan tidak harus berakhir ketika liburan telah berakhir.
4. Membawa jurnal perjalanan
Kamju bisa menulis semua perjalanan liburanmu dalam jurnal perjalanan, sehingga kamu akan memiliki catatan kenangan yang bisa kamu kunjungi kembali pada tahun-tahun berikutnya. Kamu bisa mencatat mengenai semua yang kamu pikirkan dan apa yang mendorong kamu dalam kehidupan, hingga momen-momen berharga yang kamu alami saat liburan.
5. Merencanakan aktivitas yang santai
Pada tahun 2010, ada peneliti yang membandingkan kebahagiaan sebelum dan setelah liburan di antara turis Belanda. Mereka mengatakan, bahwa kelompok yang kebahagiaannya tetap tinggi di minggu-minggu setelah liburan selesai adalah mereka yang mengalami liburan yang santai.