Wisata Bisnis – Libur Lebaran telah usai, dan tahun ini terasa berbeda dari tahun sebelumnya. Hal itu karena pemerintah resmi mencabut PPKM pada awal tahun ini. Salah satu hal paling terasa berbeda adalah gelombang arus mudik dan kunjungan wisatawan ke beberapa lokasi wisata atau pusat-pusat perbelanjaan.
Sektor Perdagangan
Kemudian, pedagang UMKM juga merasakan berkah lebaran pada tahun ini. Mengutip dari tempo, salah satu pemilik bisnis Rumah Mede, Zuhrina menyampaikan tahun ini meraih omset yang lumayan. Kabarnya, kurang lebih 15 ton berbagai jenis kacang habis terjual dengan harga perkilo sekitar 130.000 rupiah.
“Alhamdulillah lebaran tahun ini sudah kembali normal, tidak seperti tiga tahun kemarin,” kata Zuhrina kepada Tempo.
Pada lebaran tiga tahun berturut-turut kebelakang, paling banyak dirinya hanya mampu menghabiskan 8 ton kacang.
“Karena kemarin kan masih ada pembatasan ya untuk berkumpul, kalau sekarang lebih bebas, sementara cemilan kacang ini biasanya disuguhkan saat ada tamu lebaran,” sambungnya.
Sebagai informasi, Kementerian Perhubungan memprediksi 123 juta orang melakukan mudik di lebaran tahun ini baik menggunakan moda transportasi darat, laut dan udara. Oleh karena itu, berdampak pada kepadatan arus lalu lintas serta memberikan keuntungan pedagang UMKM yang berjualan di titik kepadatan, misalnya di rest area.
Menurut laporan rest area di wilayah Brebes, omset pedagang mengalami kenaikan hingga dua kali lipat. Hal itu disebabkan banyaknya pemudik yang berhenti selain untuk beristirahat juga membeli oleh-oleh.
Sektor Wisata
Tak hanya pedagang UMKM, pengelola tempat wisata juga mengalami peningkatan omset di lebaran tahun ini. Corporate Communication PT Pembangunan Jaya Ancol Ariyadi Eko Nugroho mengatakan animo masyarakat untuk rekreasi ke Ancol sangat tinggi.
“Pada 24 April 2023 jumlah pengunjung sudah mencapai 110.000,” Kata Ariyadi.
Bahkan Manajemen Ancol menargetkan pengunjung sebanyak 600 ribu pada masa libur Lebaran ini. “Pencabutan status PPKM oleh pemerintah memberikan kontribusi yang cukup besar ke tingkat kunjungan wisatawan Ancol tahun ini,” sambungnya.
Sedangkan, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja menyebut, lebaran tahun ini diprediksi akan meningkatkan okupansi mal hingga capai 100 persen.
“Ditargetkan tingkat kunjungan ke Pusat Perbelanjaan tahun 2023 ini bisa mencapai lebih dari 100% dibandingkan dengan sebelum pandemi ataupun paling tidak sama dengan sebelum pandemi,” kata Alphonzus, Minggu 9 April 2023.
Selanjutnya, peningkatan okupansi terjadi karena tahun ini merupakan ramadhan dan idul fitri pertama yang dilakukan tanpa pembatasan. Sehingga, aktivitas perbelanjaan makan dan minuman serta kegiatan buka puasa bersama bisa digelar.
Meningkatnya peredaran uang
Kemudian, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menjelaskan pada lebaran 2023 ini, uang beredar di daerah diperkirakan mencapai Rp 50-67 triliun.
“Angka ini didasarkan pada kenaikan mobilitas masyarakat yang mendorong belanja di momen lebaran”.
Hal tersebut terjadi karena pembayaran THR digunakan oleh masyarakat untuk mengirimkan sebagian uang ke sanak saudara di kampung halamannya. Melihat dari kondisi saat ini sangat berbeda waktu puncak pandemi Covid-19, karena perusahaan sudah mampu bayar THR karyawan secara penuh.
“Kenaikan uang beredar juga dipicu oleh pertumbuhan kredit perbankan yang cukup positif,” kata Bhima.
Adapun daerah yang perputaran uangnya tinggi selama lebaran di antaranya Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, serta provinsi di Sumatera Utara, Sumatera Barat hingga Sulawesi Tenggara.
“Di daerah yang akan dilalui pemudik atau tujuan destinasi wisata seperti Yogyakarta dan Bali pun terjadi kenaikan uang beredar,” jelas Bhima.
Harapannya momen lebaran ini bisa menjadi titik balik dari tekanan pandemi Covid-19 dalam tiga tahun terakhir. Ia juga menilai banyak usaha mikro kecil menengah di daerah tidak sabar menanti efek lebaran tahun berikutnya.