Dibuka Kembali Wisata Ruang Bawah Tanah – Lawang Sewu, Semarang

Wisata Bisnis – Lawang Sewu, ikon bersejarah Kota Semarang, kembali menghadirkan pengalaman istimewa dengan pembukaan area basement yang dikenal sebagai Kelderverkenning. Ruangan ini disebut salah satu yang paling angker di bangunan tua ini di Semarang, Jawa Tengah.

Hendy Helmy, Direktur Utama PT KAI Wisata, menyampaikan bahwa pembukaan kembali area Basement Kelderverkenning ini adalah bagian dari inovasi KAI Wisata dalam melestarikan sejarah sekaligus memberikan pengalaman wisata edukatif yang bermakna bagi masyarakat.

PT Kereta Api Pariwisata atau KAI Wisata, pengelola destinasi wisata heritage tersebut, mengumumkan tiket untuk mengunjungi ruang bawah tanah tersebut dihargai Rp50.000 per orang. Namun, selama Desember, KAI Wisata memberi potongan harga sebesar 50 persen menjadi Rp25.000 per orang.

Untuk memastikan pengalaman wisata yang aman dan nyaman, kunjungan ke area Basement Lawang Sewu dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Pengunjung yang diperbolehkan adalah mereka yang berusia minimal 13 tahun hingga maksimal 60 tahun. Selain itu dalam kondisi fisik dan mental yang sehat.

Namun, kunjungan tidak diperkenankan bagi individu dengan kondisi khusus seperti fobia terhadap ruang gelap atau sempit, penyakit jantung, ibu hamil, atau gangguan pernapasan.

Sejarah Lawang Sewu

Dilansir laman KAI Wisata, Lawang Sewu merupakan gedung bersejarah milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan dikelola oleh KAI Wisata. Dulunya gedung ini merupakan kantor pusat perusahaan kereta api swasta Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM). Kini, Lawang Sewu dijadikan museum yang menyajikan beragam koleksi dari masa ke masa perkeretaapian di Indonesia.

Dirancang oleh Prof. Jakob F. Klinkhamer dan B.J. Ouendag, gedung ini terdiri dari beberapa bangunan yang membentuk huruf L. Bangunan utama dimulai pada 27 Februari 1904 dan selesai pada Juli 1907, adapun bangunan tambahan dibangun sekitar tahun 1916 dan selesai tahun 1918.

Bangunan ini memiliki desain yang unik dengan jumlah jendela dan pintu yang banyak sebagai sistem sirkulasi udara. Jumlahnya yang banyak inilah yang menjadi awal mula gedung ini dinamai Lawang Sewu.

Selain desain bangunanya yang unik, Lawang Sewu memiliki ornamen kaca patri pabrikan Johannes Lourens Schouten. Hal itu bercerita tentang kemakmuran dan keindahan Jawa, kekuasaan Belanda atas Semarang dan Batavia, kota maritim serta kejayaan kereta api. Ada pula ornamen tembikar pada bidang lengkung di atas balkon, kubah kecil di puncak menara air yang dilapisi tembaga, dan puncak menara dengan hiasan perunggu.

Kisah Ruang Bawah Tanah

Kelderverkenning menjadi bagian tak terpisahkan dari Lawang Sewu. Awalnya ruangan yang berada di Gedung B, bangunan di bagian utara, dibuat sebagai drainase atau saluran pembuangan air sekaligus pendingin. Namun, ketika gedung ini diambil alih Jepang pada 1942, ruang bawah tanah ini dialihfungsikan menjadi penjara bawah tanah.

Banyak mitos yang beredar tentang ruangan ini, mulai dari tempat penyiksaan oleh tentara Jepang, banyak hantunya, hingga bisa menembus ke Laut Jawa. Sejarah dan mitos-mitos yang menyelimuti ruangan bawah tanah ini bikin banyak orang penasaran. Setelah ditutup pada 2014, ruangan bawah tanah Lawang Sewu ini dibuka kembali sebagai destinasi wisata sejarah. Menurut unggahan akun Instagram wisata.lawangsewu, tempat ini dibuka Dibuka dari pukul 8.00 hingga pukul 17.00. Pengunjung dibatasi hanya 750 orang setiap hari.

About pangeranbertopeng